Memasuki warung ini, suasana khas Sunda langsung terasa. Alunan lagu-lagu Sunda yang mengalun merdu menemani orang-orang yang sedang asyik menyantap Mi Kocok dengan melupakan sejenak berbagai masalah yang ada di kepalanya. Mang Dadeng, si pemilik warung tampak santai dengan kaos oblong dan celana pendek ala Bob Sadino. Pria ramah ini tampak siap menerima saya yang memang sengaja datang dengan maksud wawancara untuk tulisan di jaringanrasa.blogspot.com. Ia segera memesankan saya Mi Kocok yang seakan telah menjadi legenda, kalau boleh saya menilai, di dunia “per-mi kocok-an
Warung ini merupakan warisan dari ayah Mang Dadeng, yaitu Pak Usman yang telah berjualan sejak tahun 1958. Awalnya Pak Usman berjualan Mi Kocok dengan cara memikul, kemudian terus berkembang menjadi warung yang menetap sampai Mang Dadeng meneruskan usaha ini lebih dari 20 tahun lalu. Ia benar-benar menjual suasana khas Sunda yang memang menjadi konsep dasar warung tersebut dan menjadi ciri khas yang tidak bisa diganggu gugat lagi. “warung Mi Kocok di Bandung mah banyak, tapi mi kocok yang paling terkenal dan enak cuma Mi Kocok Mang Dadeng”, demikian ia menilai sendiri usahanya. Tentu pernyataannya tersebut bukan sekedar omongan warung kopi yang sambil lalu. Pendapat itu telah dibangun dari pengalaman yang ia dapatkan setelah berjualan selama puluhan tahun dan merasakan jatuh bangun dalam berdagang.”Jualan mah begini, bisa untung, kadang bisa juga rugi”, tuturnya.
Setelah bekerja keras selama puluhan tahun kini ia menikmati buah dari pekerjaan yang sangat dicintainya tersebut. Mi Kocok Mang Dadeng telah mempunyai beberapa cabang di dua kota. Sebuah cabang di Bandung yaitu di daerah Kopo dan 4 warung di Jakarta, yaitu di kawasan Tebet, Bintaro, dan perbatasan Ciledug. Setiap hari warung ini dipenuhi pembeli yang menggandrungi Mi Kocok dari Mang Dadeng, khususnya hari Sabtu dan Minggu yang jauh lebih ramai dari hari lain karena banyak pembeli dari luar kota yang penasaran dengan Mi Kocok ini. Warung ini juga siap dilanjutkan oleh anaknya yang sudah beberapa tahun mendampinginya saat berjualan. Dengan omset sekitar 6-7 juta per hari dan memperkerjakan 30 orang pegawai, Mang Dadeng merasa sudah sepantasnya ia menyerahkan usaha ini kepada anaknya yang lebih bugar. Bukannya tidak sehat, malah sebaliknya kakek yang sudah berumur 67 tahun ini masih tampak bugar. Namun, untuk urusan keuangan misalnya, ia telah mempercayakannya kepada sang anak. Ia hanya mengawasi dan menikmati apa yang telah ia bangun dengan rasa cinta dan menyenangkan orang-orang yang datang untuk menikmatinya. Ya, Mi Kocok ini benar-benar telah jadi legenda.
List harga Mih Kocok Mang Dadeng :
Makanan
- Mih kocok special Rp 18.000
- Mih kocok biasa Rp 16.000
- Sop kaki sapi special Rp 19.000
- Sop kaki sapi biasa Rp 17.000
- Batagor Rp 10.000
- Nasi putih Rp 3.000
- Kerupuk aci Rp 500
Minuman
- Jeruk (pakai es atau panas) Rp 7.000
- Es kelapa muda Rp 7.000
- Aneka jus Rp 7.000
- Es campur Rp 7.000
- Sop buah Rp 7.000
- The manis (pakai es atau panas) Rp 2.500
- The botol Rp 2.500
- The tawar Rp 1.500
- Fruit tea, joy tea, air mineral 600ml Rp 2.500
8 komentar:
asikk banyak tempat makan :D
sepertinya gw pernah ketempat mi kocok ini deh, mungkin krn resep turun temurun kali yaa yg bikin cita rasa nya beda dr yg lain .
gw sempet merasakan batagor nya juga, lumayan lezat tapi gw tetap tertarik sm mie kocok nya. dari beberapa tmpt mie kocok yg gw datangi , ini salah satu tmpt yg mnurut gw emg "megang" banget.
suskes deeh yaa mie kocok mang dadeng :)
nih tmpt makan keren juga selain menu2nya enak2, nuansa tempt ni bnr sperti si penulis bilang...
jd nambahin cita rasa tersendiri gitu...
ha...ha...
mi kocoknya bener bener dahsyat, jujur.:p
dashyat..!!
gambarnya sangat menggiurkan. haha bagusss baguss bikin ngiler aja teruss-terusan
beh omzetnya gede jg yaa... lumayan dunn klo dagang mie kocok kyk gni.. hehehe
didaerah ciganjur ada mie kocok bandung.tepatnya dari arah cilandak setelah pom bensin sebelum simpang matoa/auri
Posting Komentar