Jumat, Juni 12, 2009

Bukan Nasi Kuning Biasa


Nasi Kuning Sumur Bandung, demikian orang-orang menyebutnya. Tempat ini sudah menjadi salah satu tempat sarapan favorit di Kota Kembang. Nasi kuning yang eksis sejak tahun 1996 ini merupakan tempat makan kaki lima yang wajib anda singgahi sambil menikmati segarnya udara pagi di kota Bandung. Jangan sepele dulu terhadap nasi kuning ini, bila nasi kuning di pikiran anda hanyalah nasi kuning dengan lauk telur dadar iris, kentang kering dan kacang, ini bukan nasi kuning seperti yang anda pikirkan. Terletak di jalan Sumur Bandung, beberapa meter dari tempat bimbingan belajar SSC Sumur Bandung, tempat ini menawarkan nasi kuning dengan lauk yang beragam. Bilamana nasi kuning pada umumnya hanya menyajikan lauk sebanyak 3 sampai 5 macam, yang ini tidak tangung-tanggung memasang 10 macam lauk setiap harinya. Diantaranya yang menjadi favorit pembeli adalah ati ampela dan daging giling. Bagi orang-orang yang baru pertama kali datang ke tempat ini, lauk daging giling menjadi rekomendasi dari Pak Ganjar yang merupakan pemilik nasi kuning ini. Dulunya daging giling ini terbuat dari kornet yang dilapisi telur kemudian digoreng, namun belakangan kornet diganti dengan daging giling biasa karena harga kornet yang tidak terjangkau lagi. Pembeli sendiri bebas memlih lauk dan harga nasi kuning tergantung lauk yang dipilih namun masih dalam kapasitas harga terjangkau.

Pak Ganjar sendiri menjelaskan bahwa nasi kuning ini merupakan usaha keluarga yang bakal diturunkan kepada anaknya. Setiap harinya mereka menyiapkan jualan dari jam 11 malam dengan agenda memasak nasi, “menguningkan nasi” , dan memasak berbagai macam lauk. Jam 4 subuh mereka sudah berangkat dari rumah dan mulai menggelar jualan jam 5 pagi. Pekerjaan ini telah mereka kerjakan selama bertahun-tahun dengan tetap mempertahankan kualitas yang mereka miliki. Bila sekarang banyak penjual nasi kuning yang memakai pewarna untuk menguningkan nasi, mereka tetap memakai kunyit dalam proses ini. Kunyit yang setiap harinya dipersiapkan sebanyak 5 kilogram dibersihkan terlebih dahulu, kemudian diiris dan diblender untuk selanjutnya direbus dengan air santan dan beras. “Bikin nasi kuning itu harus santai,ga bisa terburu-buru karena tahapannya harus sesuai untuk menghasilkan nasi kuning yang baik”, kata Pak Ganjar mengomentari proses pembuatan nasi kuning yang membutuhkan banyak waktu. Kini di usianya yang telah menginjak 74 tahun, Pak Ganjar tetap bersemangat melayani para pembeli yang pada umumnya mahasiswa dan orang yang hendak pergi bekerja. Ia juga masih mempunyai visi untuk memperlebar sayap dengan membuka cabang di tempat lain. “Pengen sih, tapi masih terkendala di modal”, ungkapnya. Semoga saja dalam waktu dekat ia mampu mewujudkan cita-citanya tersebut, tidak ada salahnya bermimpi, kita doakan saja.

List harga Nasi Kuning Sumur Bandung :

Nasi kuning ( 1 porsi ) Rp 4.000

Lauknya :

  • Telur dadar / bullet (rebus) Rp 1.500
  • Daging sapi / kambing Rp 2.500
  • Ayam dan babat Rp 4.000
  • Bihun, tahu, tempe, perkedel Rp 500

Ayam Eksperimen Pembawa Berkah


Bila sekilas dilihat dari tampilan luar warungnya, mungkin tidak banyak yang menyangka terdapat makanan enak di tempat tersebut. Warung yang hanya berukuran sekitar 8 x 4 meter tersebut diberi nama Warung Aneka oleh si pemilik warung, Bapak Ainun Naim. Warung Aneka masih relatif baru, yakni sekitar 6 tahun. Akhir tahun 2003, Pak Ainun, demikian ia disapa, coba berjudi dengan membuka warung makanan setelah ia mengundurkan diri dari perusahaan dimana ia dulu bekerja sebagai kontraktor. Awalnya ia menjual Gudeg yang merupakan makanan khas Yogyakarta, kemudian disertai Nasi Goreng Capcay, dan Ayam Cola. Tempat ia berjualan awalnya juga bukan di tempat sekarang. Warung yang akhirnya menetap di jalan Cisitu Lama sampai detik ini dulu terletak di perempatan Dago yang dikenal dengan sebutan simpang Dago. Namun karena pada waktu itu ada larangan berjualan di kaki lima oleh Pemkot, Pak Ainun terpaksa pindah ke tempat yang kelak justru menjadi lumbung kesuksesannya. Waktu bergulir, kemudian ia menambah menu baru yang juga digandrungi pembeli pada masa itu yaitu Sop Buntut dan Soto Jakarta. Namun ia tidak puas hanya sampai disitu. Bapak yang ternyata senang berksperimen ini berhasrat untuk menjual ayam goreng, namun ia mau membuat sesuatu yang beda terhadap ayam tersebut dari segi rasa yaitu manis. Jadilah pada tahun 2006 ia berhasil “menemukan” Ayam Cobek yang sampai sekarang menjadi menu andalan Warung Aneka. Ayam yang berwarna coklat gelap tersebut menjadi andalan dengan rasanya yang gurih dan manis beserta sambal yang rasanya juga lain dari sambal kebanyakan. Setahun kemudian ia menambah daftar menu berupa Ayam Pop dengan dasar pemikiran bahwa tidak semua orang suka yang manis-manis dengan ditemani sambal terasi pedas yang juga beda dari rasa terasi seperti biasanya.

Awal “ditemukannya” Ayam Cobek, Pak Ainun masih memakai coet / cobek dan daun yang terbuat dari tanah sebagai wadah penyajian. Namun coet yang beberapa kali dipakai mudah pecah, bahan dasar untuk membuat coet melonjak dan harga daun juga naik pada saat itu membuat Pak Ainun harus membuang keidealisannya kemudian mengganti coet dengan piring biasa saja. “idealnya sih pakai coet, tapi kalau tetap idealis begitu cost-nya kan tinggi, mahasiswa banyak yang protes ntar”, tutur Pak Ainun. Sekarang, Ayam Cobek menjadi favorit para mahasiswa yang bertempat tinggal di daerah Cisitu. Dalam sehari ia bisa menjual habis lebih dari 500 potong ayam. Kebetulan daerah tersebut merupakan daerah kos-kosan mahasiswa dari berbagai universitas seperti ITB dan UNPAD. Mayoritas pembeli di warung tersebut adalah mahasiswa, khususnya mahasiswa ITB yang menurut Pak Ainun mencakup 75 persen dari total jumlah pembeli yang datang setiap harinya. Oleh karena itu, para mahasiswa menjadi segmentasi dari Warung Aneka dengan tetap mengikuti syarat makanan untuk mahasiswa pada umumnya yaitu makanan enak dan banyak dengan harga yang terjangkau. Cita-cita Pak Ainun ke depan yaitu ingin berjualan di depan-depan kampus dengan mobil sebagai “warungnya” dan menambah berbagai menu baru. Menurutnya konsep ini akan segera direalisasikan sebelum tahun ini berakkhir. Patut ditunggu!

List harga Waroeng Aneka :

Aneka ayam goreng:

  • Ayam pop + nasi + tempe + tahu Rp 8.000
  • Ayam cobek + nasi + tempe + tahu Rp 8.000

Aneka sop

  • Sop buntu + nasi Rp 8.000
  • Sop daging + nasi Rp 8.000
  • Sop ayam + nasi Rp 8.000

Aneka soto

  • Soto daging + nasi Rp 8.000
  • Soto ayam + nasi Rp 8.000

Aneka minuman

  • Teh manis (panas / dingin) Rp 2.000
  • Jeruk Rp 3.000

Mi Kocok Mang Dadeng, Buah Cinta dan Kerja Keras


Memasuki warung ini, suasana khas Sunda langsung terasa. Alunan lagu-lagu Sunda yang mengalun merdu menemani orang-orang yang sedang asyik menyantap Mi Kocok dengan melupakan sejenak berbagai masalah yang ada di kepalanya. Mang Dadeng, si pemilik warung tampak santai dengan kaos oblong dan celana pendek ala Bob Sadino. Pria ramah ini tampak siap menerima saya yang memang sengaja datang dengan maksud wawancara untuk tulisan di jaringanrasa.blogspot.com. Ia segera memesankan saya Mi Kocok yang seakan telah menjadi legenda, kalau boleh saya menilai, di dunia “per-mi kocok-an Bandung”. Mi kocok segera hadir di depan saya dengan harum yang begitu menggoda, bahkan mengalahkan harum parfum selebriti sekaliber Angelina Jolie. Tampak diatasnya ditaburi daun bawang dan lembutnya sumsum kaki sapi yang menggugah selera. Sambil bersantap, Mang Dadeng mulai bercerita mengenai perkembangan Mih Kocok Mang Dadeng, demikian nama warung tersebut, sampai menjadi warung mi kocok yang sangat populer di kota Bandung.

Warung ini merupakan warisan dari ayah Mang Dadeng, yaitu Pak Usman yang telah berjualan sejak tahun 1958. Awalnya Pak Usman berjualan Mi Kocok dengan cara memikul, kemudian terus berkembang menjadi warung yang menetap sampai Mang Dadeng meneruskan usaha ini lebih dari 20 tahun lalu. Ia benar-benar menjual suasana khas Sunda yang memang menjadi konsep dasar warung tersebut dan menjadi ciri khas yang tidak bisa diganggu gugat lagi. “warung Mi Kocok di Bandung mah banyak, tapi mi kocok yang paling terkenal dan enak cuma Mi Kocok Mang Dadeng”, demikian ia menilai sendiri usahanya. Tentu pernyataannya tersebut bukan sekedar omongan warung kopi yang sambil lalu. Pendapat itu telah dibangun dari pengalaman yang ia dapatkan setelah berjualan selama puluhan tahun dan merasakan jatuh bangun dalam berdagang.”Jualan mah begini, bisa untung, kadang bisa juga rugi”, tuturnya.

Setelah bekerja keras selama puluhan tahun kini ia menikmati buah dari pekerjaan yang sangat dicintainya tersebut. Mi Kocok Mang Dadeng telah mempunyai beberapa cabang di dua kota. Sebuah cabang di Bandung yaitu di daerah Kopo dan 4 warung di Jakarta, yaitu di kawasan Tebet, Bintaro, dan perbatasan Ciledug. Setiap hari warung ini dipenuhi pembeli yang menggandrungi Mi Kocok dari Mang Dadeng, khususnya hari Sabtu dan Minggu yang jauh lebih ramai dari hari lain karena banyak pembeli dari luar kota yang penasaran dengan Mi Kocok ini. Warung ini juga siap dilanjutkan oleh anaknya yang sudah beberapa tahun mendampinginya saat berjualan. Dengan omset sekitar 6-7 juta per hari dan memperkerjakan 30 orang pegawai, Mang Dadeng merasa sudah sepantasnya ia menyerahkan usaha ini kepada anaknya yang lebih bugar. Bukannya tidak sehat, malah sebaliknya kakek yang sudah berumur 67 tahun ini masih tampak bugar. Namun, untuk urusan keuangan misalnya, ia telah mempercayakannya kepada sang anak. Ia hanya mengawasi dan menikmati apa yang telah ia bangun dengan rasa cinta dan menyenangkan orang-orang yang datang untuk menikmatinya. Ya, Mi Kocok ini benar-benar telah jadi legenda.

List harga Mih Kocok Mang Dadeng :

Makanan

  • Mih kocok special Rp 18.000
  • Mih kocok biasa Rp 16.000
  • Sop kaki sapi special Rp 19.000
  • Sop kaki sapi biasa Rp 17.000
  • Batagor Rp 10.000
  • Nasi putih Rp 3.000
  • Kerupuk aci Rp 500

Minuman

  • Jeruk (pakai es atau panas) Rp 7.000
  • Es kelapa muda Rp 7.000
  • Aneka jus Rp 7.000
  • Es campur Rp 7.000
  • Sop buah Rp 7.000
  • The manis (pakai es atau panas) Rp 2.500
  • The botol Rp 2.500
  • The tawar Rp 1.500
  • Fruit tea, joy tea, air mineral 600ml Rp 2.500

Sate Cobek Ciumbeuleuit Pak Wowon


Tampilan tempat makan Sate Cobek Pak Wowon membuat mata tertipu, cocok dengan istilah “don’t judge the book by it’s cover”. Tempat boleh saja sederhana, tapi soal rasa tidak kalah dengan tempat makan yang mewah. Pak Wowon mengelola tempat makan ini bersama istrinya dan beberapa rekannya. Dulu menunya belum ada iga bakar, tapi istri Pak Wowon yang merupakan adik dari pemilik tempat makan “Iga Bakar si Jangkung” mendapatkan resep iga bakar dari kakaknya sendiri dan mencoba memasukkan iga bakar ke dalam menu agar pengunjung memiliki pilihan menu yang lebih variatif. Hasilnya, kelezatan iga bakar di tempat makan ini tidak kalah dengan iga bakar si Jangkung.

Kami berkunjung untuk mencicipi masakan di sini, sate cobek dan iga bakar. Dagingnya lembut, kuah yang kental terasa manis dan gurih di lidah. Tomat pada masakan ini, membuat tampilan dan rasanya pun menjadi segar, tomat yang dipakai bukan yang layu lho, masih segar banget, warnanya merah merona, setelah masuk mulut, “nyeeeeem” rasa manis dipadu dengan asam yang alami keluar dari tomat membuat masakan ini berasa segar sekali. Bumbu pada masakan ini meresap sampai ke dalam dagingnya, jadi gak hambar deh dagingnya, bahkan hingga dikunyah berkali-kali pun masih terasa lhoo bumbu kuahnya.

Sudah ya, kalau diceritain terus percuma dong, gak terasa di lidah kalian, malah membuat makin ngiler lebih baik kalian coba langsung datang dan cicipi masakan di sini, terutama menu andalannya, sate cobek. Kalian bisa menemukannya di Jln. Ciumbeuleuit. Kalau kalian sudah merasakan sate cobek dan iga bakarnya, masih ada menu lainnya yang tidak kalah lezatnya.

Berikut daftar menu dan harganya:

  • Iga bakar Rp 12.000
  • Sate cobek Rp 12.000
  • Tongseng Rp 10.000
  • Sate Rp 10.000
  • Gulai Rp 10.000
  • Nasi goreng kambing Rp 10.000
  • Nasi goreng telor Rp 7.000
  • Nasi putih Rp 2.000
  • Teh botol pake es Rp 2.500
  • Teh manis pake es Rp 2.000
  • Es jeruk Rp 3.000

Warkop Gemboel


Warkop (warung kopi) “Gemboel” bukan sembarang warkop pada umunya. Warkop pada umumnya hanya menyediakan kopi, rokok dan indomie saja tapi di warkop “Gemboel” menu pilihannya banyak banget, baik menu makanan maupun minumannya. Menurut Jali, salah satu karyawan di sini, nama “Gemboel” diambil dari postur badan yang punya warkop ini. “Mungkin nama ini dari boss kali yah, soalnya dia badannya gendut, gembul lah istilahnya” tutur Jali.

Namanya warung kopi, tidak mantab kalau tidak buka 24 jam, hal ini diterapkan di warkop “Gemboel”. Pelayanan di sini memuaskan, pelayannya bisa diajak bercanda semua. Selain itu makanannya tidak kalah lezat dengan tempat makan lainnya. Karena 24 jam, “Gemboel” available buat dikunjungi kapan saja, jadi bagi kalian yang tiba-tiba lapar di tengah malam, kalian bisa menghilangkan rasa lapar kalian.

Di Warkop ini, menu yang terkenal ayam suwir, Jali sering mendengar dari pelanggan-pelanggannya. Walaupun yang terkenal ayam suwirnya, menu lainnya yang tersedia juga enak.

Walaupun warkop, yang notabenne-nya ramai di malam hari, “Gemboel” tidak demikian karena menu-menunya juga cocok disantap di pagi hari seperti roti bakar. Alasan ini yang membuat warkop ini tetap ramai, selain itu harga-harga di sini juga bersahabat dengan kocek. Pengunjung yang datang ke sini rata-rata dari kalangan mahasiswa.

Banyak keistimewaan lainnya dari warkop “Gemboel”, namun kalau hanya mengetahui dari tulisan ini, kurang rasanya tanpa merasakan langsung keistimewaannya dari enaknya makanan yang disajikan sampai keramahan pelayannya, selain itu warko “Gemboel” open 24 hours, jadi tidak usah terburu-buru karena takut tutup. Oh, satu lagi, rasakan juga enaknya ayam suwir yang terkenal di warkop ini.

List harga warkop “Gemboel”:

Indomie rebus atau goreng

  • Polos Rp 2.500
  • Telor Rp 4.000
  • Kornet/keju/baso/sosis Rp 5.000
  • Telor baso sosis Rp 9.000
  • Spesial Rp 13.000

Nasi kuning Rp 3.000

Telor dadar Rp 1.500

Korned/sosis/baso goreng Rp 5.000

Sekotel Rp 9.500

Bubur kacang ijo Rp 2.500

Telor ½ matang Rp 2.000

Ayam goreng Rp 5.000

Telor korned Rp 4.500

Minuman

  • Teh manis panas / dingin Rp 2.000
  • Air Jeruk panas / dingin Rp 2.500
  • Kopi panas Rp 2.500
  • Kopi pake es Rp 3.000
  • STMJ Rp 2.500
  • Milo panas Rp 3.500
  • Milo pake es Rp 4.000
  • Lemon tea panas Rp 2.500
  • Lemon tea pake es Rp 3.000

Roti

  • Keju susu Rp 4.000
  • Coklat keju susu Rp 5.000
  • Pisang coklat susu Rp 3.500
  • Pisang keju susu Rp 5.000
  • Pisang coklat keju susu Rp 6.000